Skinpress Rss

Tuesday 1 July 2014

Resiko dan Penyebab Kenapa di Larang Menjalin Hubungan Asmara di Tempat Kerja??

0

Hubungan asmara antara pekerja dengan koleganya, antara pekerja dengan atasan atau pun bawahan, maupun antara rekan kerjanya sendiri merupakan suatu fenomena yang biasa ditemui dalam dunia kerja. Hubungan asmara tersebut ada yang berakhir dengan perkawinan dan ada juga yang berakhir dengan kepahitan, saling membenci, penuh dengan dendam bahkan salah satu pihak lalu menuduh bahwa telah terjadi pelecehan seksual dan perselingkuhan.
Hubungan asmara merupakan suatu hal yang wajar dan amat manusiawi sebagai akibat dari interaksi antar individu. Permasalahannya adalah bahwa hubungan tersebut seringkali disertai dengan gejolak-gejolak psikologis yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja individu yang bersangkutan atau pun rekan kerja yang lain. Selain itu tidak adanya peraturan tertulis yang secara jelas mengatur batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh individu yang sedang di mabuk asmara tersebut, semakin membuatnya menjadi kompleks.
Apa saja risiko yang mungkin timbul sebagai akibat menjalin hubungan asmara dengan rekan kerja. Lalu bagaimana harus berperan untuk menyikapi hal-hal yang berhubungan dengan hubungan asmara tersebut. Lalu bagaimana individu yang sedang dimabuk asmara tersebut menyikapi hubungan yang terjadi sehingga tidak mempengaruhi kinerja mereka. 

Ada beberapa Alasan mengapa bisa terjadi hubungan asmara di tempat kerja :

Kesiapan
Para pekerja di perusahaan atau organisasi pada umumnya adalah orang-orang yang secara fisiologis dan psikologis merupakan individu yang sudah siap untuk menjalin hubungan asmara, bahkan berumah tangga. Selain itu mereka pada umumnya memiliki kesiapan finansial yang relatif lebih baik dari masa sebelumnya. Dengan kondisi-kondisi tersebut maka sangatlah wajar jika individu mulai tertarik satu sama lain dan mencari pasangan hidupnya masing-masing. 

Waktu
Di Indonesia waktu efektif yang dihabiskan untuk bekerja dalam seminggu adalah antara 40 jam s/d 48 jam. Dengan kondisi yang serba padat dan macet di kota-kota besar maka waktu yang tersisa untuk aktivitas di rumah menjadi semakin sedikit karena jarak tempuh antara rumah dan kantor terkadang bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam per hari. Selain itu kondisi tersebut berpotensi untuk membuat para pekerja memutuskan untuk tinggal lebih lama di kantor karenna menunggu arus lalu lintas menjadi lebih lancar. Hal ini semakin menambah banyaknya waktu yang dihabiskan di kantor. Dengan tersedianya banyak waktu yang dihabiskan di kantor dengan aktivitas kerja maka tidaklah mengherankan jika selama bekerja terjalin hubungan asmara antar individu.

Kebersamaan
Perusahaan merupakan suatu sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pekerjaan atau tugas-tugas kantor pun mengikuti sistem tersebut sehingga banyak tugas yang harus dikerjakan secara bersama-sama (teamwork). Dalam kebersamaan ini individu dapat saling bertukar informasi, belajar satu dengan yang lain dan tidak jarang mereka berbagi pengalaman-pengalaman pribadi. Situasi inilah yang kadang-kadang memunculkan benih-benih cinta diantara para pekerja. 

Minat
Kesamaan minat akan suatu pekerjaan atau profesi sangat berpeluang untuk menumbuhkan benih-benih cinta antara individu. Secara psikologis ketika kita bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama atau seprofesi maka secara tidak langsung kita akan merasa lebih dekat dan mudah untuk bertukar pikiran atau ngobrol. Kejadiannya sama seperti ketika seseorang yang tinggal di perantauan bertemu dengan seseorang yang berasal dari daerah/kota yang sama dengan dirinya. Inilah salah satu sebab mengapa individu yang menjalin hubungan seringkali berasal dari bidang atau divisi yang sama, meski tidak berada dalam satu kantor/ruangan.

Resiko Yang Bisa Timbul Akibat Jalinan Percintaan Antar Teman Kerja

Sama seperti setiap orang yang sedang jatuh cinta, maka menjalin asmara dengan teman sekantor juga membawa berbagai kebahagiaan bagi pasangan yang sedang jatuh cinta tersebut. Individu yang sedang dimabuk cinta mungkin tidak sabar untuk segera tiba kantor karena akan bertemu dengan pujaan hatinya, ia juga tidak keberatan untuk bekerja lembur (asal ditemani oleh pacarnya). Energinya menjadi berlipat ganda (terutama pada awal masa pacaran) sehingga seringkali terlihat bekerja dengan penuh semangat, bahkan mungkin belum pernah seenergik itu sebelumnya.
Namun demikian kebahagiaan tersebut diatas tidak akan berlangsung lama jika pasangan yang dilanda cinta tersebut tidak berhati-hati dan memperhitungkan dengan seksama risiko-risiko yang akan dihadapi di kemudian hari.

Risiko-risiko tersebut diantaranya :

1.                  Mudah Jenuh
Kejenuhan adalah hal yang sulit dihindari oleh setiap orang yang membangun sebuah hubungan percintaan. Kejenuhan biasanya mulai dialami sejak bulan ketiga sampai keenam sejak jadian. Salah satu faktor yang memicu kejenuhan adalah tingginya kuantitas pertemuan.
Memiliki pasangan yang merupakan teman sekantor atau teman sekelas pada anak-anak sekolah pada umumnya, jelas berarti meningkatkan intensitas pertemuan. Karena tidak mungkin kan, Anda dan pasangan bertingkah layaknya tidak saling melihat padahal berada di satu tempat dan waktu yang sama? Berarti juga, Anda dan pasangan bertemu hampir setiap hari. Hari biasa bertemu di kelas/kantor, di akhir pekan jalan berdua lagi untuk kencan. Anda bisa bayangkan, jika orang-orang yang bertemu seminggu sekali saja bisa bosan, apalagi yang bertemu hampir setiap hari.
Dengan adanya pertemuan yang hampir setiap hari, Anda bisa berkilah itu sebagai kesempatan untuk memupuk cinta Anda berdua agar semakin dalam. Tapi justru di balik itu, Anda berdua juga sedang membuang-buang bahan bakar penting bernama “rindu”. Karena bertemu setiap hari, kalian berdua tidak punya apapun untuk dirindukan. Malah Anda dan pasangan justru rindu untuk tidak saling bertemu! Mau terima ajakannya, tapi Anda sudah kebayang boringnya harus ketemu lagi. Mau nolak dengan bilang “Aku lagi gak pengen ketemu kamu karena aku bosan ketemu kamu terus”, boro-boro punya nyali.

2.                  Jadi Bahan Gossip Sekantor

Mulai dari orang biasa hingga seperti selebriti yang dikejar wartawan infotainment merasakan rasa risih yang sama ketika hubungannya sudah dibicarakan orang-orang. Padahal kita punya privasi agar hubungan kita tidak menjadi konsumsi publik. Tidak menutup kemungkinan si penebar gosip adalah orang yang iri melihat hubungan Anda dengan pasangan Anda atau yang menginginkan salah satu dari kalian. Sehingga mereka mencoba merusak hubungan Anda dengan menebar kabar miring tentang Anda dan pasangan. Suka atau tidak, tetapi jelas bahwa Anda akan menjadi bahan perbincangan di tempat kerja Anda. Meski rekan Anda tampaknya menerima hubungan Anda dan si dia, suatu hari mereka pasti akan menggosipkan kalian. Gosip biasanya dimulai ketika hubungan Anda dan pasangan terlihat sedang renggang. Jelas, sebab rekan sekelas/sekantor sudah terbiasa melihat perilaku Anda dan pasangan yang mesra dan baik-baik saja kok tiba-tiba sekarang terlihat tidak saling menegur. Belum lagi jika kalian mempertontonkan pertengkaran kalian di depan mereka. Anda dan pasangan sudah pusing dengan masalah yang sedang dihadapi, ditambah lagi rekan sekelas/sekantor yang kepo sibuk mencari secuil informasi dari kalian berdua lalu dijadikan bahan diskusi di belakang Anda. Ini sebabnya mengapa di beberapa perusahaan ada larangan untuk tidak menjalin asmara dengan sesama pegawai di perusahaan tersebut. Untuk menghindari suasana kerja yang tidak kondusif dan menjaga agar hubungan antar karyawan tetap profesional.

3.                  Merasa tidak Aman

Ancaman terbesar akan datang ketika Anda berdua bekerja di departemen yang sama atau di tim yang sama. Ketika salah satu dari kalian mendapat promosi atau apresiasi dari atasan, orang-orang di sekeliling kalian pasti akan merasa cemburu. Meskipun prestasi yang Anda atau dia raih murni kerja keras kalian, selalu saja ada orang yang merasa kalian berbuat curang.

4.                  Personal atau Profesional

Personal atau profesional? Ini akan menjadi masalah utama yang Anda hadapi ketika berpacaran dengan teman sekantor. Ketika kalian terlibat masalah, dan akhirnya harus bekerja sama, Anda harus bisa memisahkan antara hal personal dan profesional. Ini tentu bukan hal yang mudah, karena perubahan suasana hati selalu bisa menghancurkan kinerja seseorang.

5.                  Dilarang Kantor

Beberapa perusahaan tidak mengizinkan karyawannya menjalin hubungan asmara. Jika kantor Anda tidak memberlakukan peraturan itu, Anda pasti tidak mendapat masalah. Sebaliknya, jika kantor Anda memberlakukan larangan itu, Anda akan mengalami banyak kesulitan untuk menjalin cinta dengan teman sekantor.

6.                  Lebih Sulit untuk Move On

Seperti pada langkah pertama dan paling efektif untuk mempercepat move on adalah stop kontak dengan mantan. Jika suatu saat hubungan Anda dengan pasangan kandas, bagaimana Anda bisa stop kontak dengannya jika setiap hari Anda bertemu dengan dia? Kecuali Anda punya mental sekuat baja untuk melihat mantan Anda berkeliaran terus sejauh mata Anda memandang, kemudian tabah melihat dia yang sudah bisa move on duluan dengan menggandeng gebetan baru, ya silahkan saja. Tidak ada yang salah dalam cinta, tapi ada yang namanya konsekuensi. Bila siap menerima konsekuensinya, silahkan dilanjutkan. Namun bila tidak, jangan mengeluh bila nanti mengalaminya.

7.                  Terlena

Pada umumnya individu yang sedang jatuh cinta seringkali terbuai dan lupa dengan realitas yang ada. Hal ini cenderung membuat kesadaran diri individu tersebut untuk hal-hal tertentu diluar percintaan menjadi berkurang karena terfokus pada sang pujaan hati. Pada masa-masa ini nasehat rekan kerja yang sangat penting mungkin akan kurang didengar dibandingkan dengan saran yang diberikan oleh sang pacar. Jika kedua individu tidak menyadari realitas yang ada (ada banyak pekerjaan menunggu atau ada teman-teman yang mengharapkan bantuan kerjasama, dll) maka bisa jadi hubungan asmara yang terjadi malah berubah menjadi bencana karena akan menghambat perkembangan karir masing-masing.

8.                  Konflik Kepentingan

Hubungan asmara yang terjadi antara atasan dan bawahan akan sangat berpotensi menimbulkan berbagai konflik kepentingan. Jika kedua pihak tidak menyadari dengan sungguh-sungguh maka akan sangat sulit untuk melakukan penilaian yang obyektif pada hal-hal yang berhubungan dengan penilaian kinerja atau pun menyangkut pendisiplinan. Bukankah akan sangat sulit untuk meninggalkan unsur subyektivitas ketika anda (atasan) diminta untuk menilai seseorang (bawahan) yang kebetulan adalah pacar atau pujaan hati anda sendiri? Selain itu sebagai atasan, bisa saja anda "dimanfaatkan" oleh pacar anda tersebut untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi tanpa anda sadari.

9.                  Energi

Hubungan asmara, dimanapun lokasinya, tidak akan mungkin dapat ditutup-tutupi. Cepat atau lambat semua orang di sekitar anda pasti akan tahu siapa kekasih anda. Dalam hal menjalin hubungan asmara di kantor maka individu harus menyiapkan energi ekstra untuk menghadapi berbagai komentar, kecemburuan atau pun kecurigaan yang mungkin dilakukan oleh rekan kerja. Komentar yang harus disikapi secara profesional dan elegan misalnya: "tentu saja karirnya cepat menanjak, lihat dong siapa pacarnya!" (maksudnya karir seseorang lebih mudah menanjak ketika berpacaran dengan seseorang yang memiliki jabatan strategis dalam perusahaan). Atau mungkin juga ada komentar yang mengatakan sebagai berikut: "heran ya, kok dia mau pacaran dengan orang seperti itu?" Tentu saja untuk menghadapi komentar atau kecurigaan seperti ini dibutuhkan kesabaran, kerendahan hati dan kemampuan untuk menahan amarah. Bukankah semua ini membutuhkan energi ekstra?

10.              Bukan Hanya Urusan Dua Orang

Mereka yang menjalin hubungan asmara di kantor mungkin berpendapat bahwa hubungan tersebut hanyalah urusan pribadi kedua belah pihak. Namun apakah benar demikian? Kenyataannya hubungan asmara tersebut menimbulkan dampak yang luas ke rekan-rekan kerja yang lain. Secara sadar maupun tidak, hubungan asmara tersebut akan mewarnai berbagai penilaian, pengambilan keputusan dan hubungan kerja antara pasangan yang berpacaran dengan teamwork atau rekan kerja lainnya. Rekan-rekan kerja yang lain mungkin akan cenderung mengambil jarak atau membatasi topik pembicaraan dengan anda dan pasangan, ketika mereka melihat anda sedang duduk berduaan di kantin, ruang meeting, acara-acara company gathering, atau tempat-tempat lainnya karena ingin memberikan privacy kepada anda berdua. Keputusan-keputusan yang menyangkut promosi, tugas dan tanggung jawab, team building dan pelaksanaan suatu proyek yang melibatkan anda seringkali diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut hubungan asmara anda. Alangkah sayangnya jika anda tidak mendapat promosi hanya gara-gara orang lain menilai bahwa anda terlalu mementingkan hubungan asmara daripada pekerjaan.

11.              Pelecehan Seksual

Hubungan asmara yang terjadi di kantor, terutama antara atasan dan bawahan, seringkali berakhir dengan kepahitan. Dalam banyak kasus, individu yang telah berakhir hubungan asmaranya cenderung menjelek-jelekkan satu sama lain atau saling membenci. Tidak jarang akhirnya justru muncul tuduhan bahwa salah satu pihak telah melakukan pelecehan seksual. Inilah risiko berat yang mungkin harus diwaspadai para atasan yang kebetulan menjalin hubungan dengan anak buahnya, mengingat bahwa masalah pelecehan seksual merupakan salah satu topik yang seringkali membuat kejatuhan karir seseorang.

12.              Peran HRD

Masalah hubungan asmara dengan rekan kerja di kantor bisa menjadi problematik manakala hubungan tersebut sudah mengganggu kinerja pegawai yang bersangkutan atau pun rekan-rekan lainnya sehingga produktivitas perusahaan ikut terganggu. Dalam hal ini, meskipun HRD sebenarnya tidak boleh mencampuri urusan pribadi pegawai, namun jika masalah pribadi tersebut ternyata telah mengganggu produktivitas perusahaan maka HRD wajib melakukan tindakan berupa teguran, bimbingan bahkan peringatan tertulis. Permasalahannya adalah banyak perusahaan (mungkin 99%) tidak memiliki batasan yang jelas tentang hal-hal apa saja yang harus dipatuhi oleh individu yang menjalin hubungan asmara dengan teman kerja di kantor. Hal ini tentu berbeda jika pasangan tersebut sudah sepakat untuk menikah (biasanya sudah ada aturan yang jelas apakah perusahaan membolehkan pegawai yang memiliki hubungan keluarga dapat bekerja di satu perusahaan atau tidak). Dalam hal ini maka individu yang akan menikah sudah tahu risikonya (salah satu pihak harus mengundurkan diri). Dengan memperhatikan hal-hal seperti ini, ada baiknya jika pihak HRD mampu menyusun seperangkat aturan tertulis yang mengatur tentang batasan-batasan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan untuk dilakukan jika perusahaan mengijinkan pegawainya menjalin hubungan dengan rekan kerja di dalam satu perusahaan. Hal ini dipandang perlu mengingat bahwa sampai kapanpun pasti akan selalu ada hubungan asmara di antara para pekerja (sesama rekan kerja maupun antara atasan dan bawahan).

13.              Perselingkuhan

Perselingkuhan mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dan tanpa disadari seringkali perselingkuhan tersebut justru terjadi di tempat kerja. Oleh karena itu HRD harus jeli dalam menanggapi permasalahan tersebut. Penanganan masalah ini mungkin akan lebih banyak menggunakan pendekatan pribadi daripada profesional, apalagi jika budaya dalam perusahaan tersebut cenderung "memberikan toleransi" terhadap perselingkuhan. Dalam perusahaan-perusahaan tertentu memang ada yang melakukan tindakan tegas dengan langsung meminta individu yang melakukan perselingkuhan dengan rekan kerja untuk menghentikan kegiatan tersebut dan jika tidak maka akan dilakukan tindakan tegas berupa PHK atau pemecatan. Hal tersebut tentu sangat baik untuk menjaga keutuhan rumah tangga para pekerja. Namun sayang jumlah perusahaan yang melakukan hal tersebut masih sedikit dan para "peselingkuh" pun semakin pintar menutupi aksi mereka.

14.              Tempat

Hubungan asmara antar rekan kerja akan berpotensi menimbulkan masalah jika dilakukan secara berlebihan, misalnya memeluk atau mencium pasangan di depan rekan-rekan kerja yang lain (untuk budaya Indonesia) atau berkencan di ruang rapat, kantin, dll. Kejadian tersebut selain tidak membuat nyaman rekan-rekan kerja yang lain, juga menyalahi fungsi tempat kerja tersebut. Hal-hal yang harus menjadi perhatian HRD dalam hal ini adalah menjaga agar fasilitas yang ada di kantor tidak dimanfaatkan untuk berkencan dan perilaku yang dinilai berlebihan tidak terjadi di tempat kerja. Tempat-tempat tersebut misalnya: ruang meeting, ruang kerja direktur/manager, ruang fotocopy, kantin dan lift atau elevator. Tempat-tempat ini harus diusahakan bersih dari kegiatan pacaran. Informasi hal seperti ini kepada semua pegawai dan disertai sanksi bagi yang melanggar.

Beberapa Saran dan Cara Menyikapinya :
Melarang individu untuk menjalin hubungan asmara dengan teman di kantor mungkin merupakan suatu hal yang mustahil dan tidak akan banyak manfaatnya. Bagaimana pun juga hal tersebut merupakan hak setiap orang dan salah satu dari tugas perkembangan yang harus dijalani oleh individu. Satu hal yang harus diperhatikan adalah jangan sampai hubungan asmara tersebut merusak karir dan hubungan orang tersebut bagi orang lain.
1.      Pastikan bahwa Anda Mampu Menerima Berbagai Konsekuensi
Risiko orang berpacaran adalah ada masa indah dan ada masa yang sangat menyakitkan. Pada masa-masa bahagia mungkin tidak ada persoalan bagi anda untuk menghadapinya, namun jika muncul masa-masa sulit maka pastikan anda sudah siap untuk menghadapinya. Jika seandainya hubungan berakhir maka pastikan bahwa anda masih bisa bersikap profesional bilamana bertemu atau bekerjasama kembali dengan mantan kekasih anda tersebut.
2.      Cerdik
Sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan asmara maka pastikan bahwa pasangan anda merupakan orang yang dapat anda percayai. Artinya jangan sampai anda berkencan dengan seseorang yang ternyata akan dengan gampang menceritakan hal-hal yang menjadi rahasia anda (pribadi maupun bisnis) kepada orang lain. Pilihlah pasangan dengan cerdik dan cermat.
3.      Hati-hati
Meski perusahaan tidak melarang Anda untuk menjalin hubungan dengan rekan kerja, namun hendaknya hal tersebut dilakukan dengan hati-hati dan penuh tenggang rasa terhadap rekan-rekan kerja yang lain. Artinya untuk mengungkapkan rasa sayang dan cinta anda hendaknya tidak dilakukan secara berlebihan atau dilakukan di depan rekan-rekan kerja lainnya. Anda dan pasangan harus bisa menjaga perasaan rekan kerja yang lain dan tidak menggunakan waktu-waktu kerja untuk berpacaran. Selain itu hindari penggunaan tempat-tempat maupun fasilitas kantor.
4.      Usahakan tidak Berpacaran Dengan Bawahan Anda
Demi menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan atau hal-hal negatif seperti tuduhan pelecehan seksual, maka bagi anda yang kebetulan memegang jabatan tertentu maka sebaiknya anda tidak menjalin asmara dengan bawahan anda di kantor.
5.      Lihat Dunia Lain
Merupakan suatu hal yang amat berguna bagi Anda, jika Anda dapat membatasi diri untuk tidak menghabiskan sebagian besar waktu Anda dengan pasangan Anda. Jika hal ini tidak dapat Anda lakukan, maka itu sama artinya dengan menutup diri terhadap hal-hal baru. Selain itu anda akan kehilangan banyak teman dan "network" sehingga jika suatu saat Anda ternyata putus hubungan dengan pacar Anda, maka Anda akan kebingungan mencari teman baru. Padahal di satu sisi kita amat membutuhkan teman dalam bekerja.

Semoga Bermanfaat..!!