Skinpress Rss

Saturday 4 May 2013

Planning and Preparation yang Perlu di Lakukan Sebelum Menikah

0

Pernikahan merupakan suatu moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang selain itu juga pernikahan adalah acara sakral atau suci sehingga untuk pelaksanaanya kita semua ingin tampil sempurna, untuk menciptakan kesempurnaan pernikahan tersebut kita sering dipusingkan oleh berbagai hal mengenai persiapan pernikahan sehingga menimbulkan kekhawatiran seperti rasa takut, stres, dan mendadak ragu kerap yang  dialami calon pengantin menjelang pernikahan/perkawinannya. Untuk itu ada baiknya kita mencoba mengatur diri kita dengan baik dan tetap tenang agar persiapan pernikahan berjalan sesuai rencana

Persoalan kesiapan menikah tak hanya menjadi penentu retak dan langgengnya bahtera rumah tangga. Persoalan ini juga penting mengingat maraknya perceraian juga disebabkan oleh lemahnya persiapan sebelum menikah. Pergaulan bebas muda mudi pun bisa jadi menjadi pelarian karena mereka belum memahami konsep pernikahan atau tidak mampu mempersiapkan pernikahan sehingga cenderung menunda pernikahan. Dari sinilah pentingnya untuk dipahami hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menikah.

Bagi yang muslim persiapan ini yang paling utama adalah penguatan aqidah. Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah SWT berkuasa memampukan hamba-hamba-Nya yang menikah di jalan-Nya. Sikap tawakkal kepada Allah SWT juga harus dipupuk sejak dini sebagai bekal menapaki berbagai persoalan kehidupan rumah tangga. Intinya, kekuatan aqidah menjadi benteng bagi setiap muslim dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Aqidah yang kuat juga akan menjaganya untuk tetap menyelesaikan semua persoalannya menurut hukum syariat.
  1. Pintar Mengendalikan Emosi.Anda harus bisa mengendalikan emosi setelah berkeluarga. Terkadang, anak-anak sering rewel atau ngambek yang membuat Anda merasa lelah dan marah. Anda perlu belajar mengatasi emosi agar keadaan tidak semakin runyam. Apalagi jika terbiasa marah dengan suara keras serta tindakan yang bisa menyakitkan orang lain. Pembekalan diri untuk pengendalian emosi penting dilakukan sebelum menikah.
  2. Berkomunikasi dengan Baik.Komunikasi kerap kali menjadi masalah yang dapat menghancurkan pernikahan. Jika Anda selalu mengeluh, mengkritik, mengabaikan nasihat pasangan, dan  membuat pasangan merasa sakit hati karena omongan Anda, bisa-bisa rumah tangga pun rusak. Untuk itu, Anda perlu belajar cara berkomunikasi dengan baik, tenang, serta saling menerima kritik dan saran dari pasangan sebelum ke jenjang yang lebih serius.
  3. Bisa Menyatukan Perbedaan.Semua pasangan pasti memiliki perbedaan. Oleh karena itu, Anda dituntut untuk bisa menyatukan perbedaan tersebut supaya hubungan tetap hangat dan terjaga. Mungkin perbedaan yang ada hanyalah hal sepele, seperti selera film yang tidak sama, tempat tinggal, bagaimana mengatur uang, hingga memperbaiki kehidupan seks. Kalau perbedaan sudah dapat diatasi sebelum menikah, Anda akan lebih mudah melangkah kedepannya untuk menciptakan keluarga yang sukses.
  4. Selalu Mempunyai Pikiran Positif Terhadap Pasangan.Berpikir positif itu tidak mudah. Pasti ada kecurigaan yang timbul saat pasangan melakukan sesuatu yang janggal. Namun, pikiran positif bisa membuat Anda lebih bahagia. Tersenyumlah setiap bertemu si dia, tertawa ketika dia 'melucu', ungkapkan rasa kasih sayang, terbuka dengan pasangan, dan tunjukkan bahwa Anda mencintainya. Dengan demikian, Anda jadi terbiasa berpikiran positif saat menikah nanti. 
  5. Persiapan mental.Merupakan hal yang tidak bisa diremehkan. Sebelum memasuki jenjang pernikahan, calon pengantin harus mempersiapkan mentalnya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pasangan anda memiliki berbagai karakter yang berbeda dengan diri anda. Dengan persiapan mental yang baik, anda akan mudah menerima perbedaan didalam kehidupan rumah tangga nantinya. Dalam persiapan pernikahan  kita perlu membangun keberanian yang cukup besar untuk memulai kehidupan bersama dengan orang lain. Maka itu, persiapan mental perlu dilakukan Anda berdua. Caranya, dengan bersikap jujur dan terbuka. Ungkapkan kelemahan dan kelebihan masing-masing. Jika ada sesuatu yang masih mengganjal dalam hibungan Anda dan si dia, segera selesaikan. Belajarlah untuk menghargai kebersamaan dan “keberduaan”. Percayalah, semakin mengenal pasangan, Anda akan makin yakin menjalani hidup baru bersamanya. 
  6. Saling menghargai.Tingkatkan toleransi dan tekanlah ego Anda. Jangan membesar-besarkan masalah. Hargai pendapat orang lain (termasuk pendapat keluarga masing-masing). Banyak pasangan yang menjelang nikah berselisih paham, hanya karena perbedaan pendapat tentang persiapan pernikahan yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Ingat, bukan penyelenggaraan pernikahan yang penting, melainkan pernikahan itu sendiri.                        
  7. Komunikasi Tanpa Putus.Anda dan dia sebaiknya menjadi tim yang kompak di depan keluarga Anda berdua. Kadang yang bikin perempuan stres adalah sikap pasangan yang seakan tidak peduli. Makanya, ajak pasangan terlibat dalam persiapan pernikahan (wedding planner/organizer). Sering-seringlah berdiskusi soal persiapan pernikahan. Beri dia tanggung jawab sehingga dia merasa dibutuhkan. 
  8. Agenda Harian.Tuliskan di agenda Anda apa saja yang telah dikerjakan pada hari itu pada saat menjelang tidur. Buatlah rencana apa yang akan dikerjakan keesokan harinya. Dengan menulis seperti ini, Anda dapat mengevaluasi kegiatan Anda. Hal ini membuat Anda lebih tenang karena telah melakukan banyak hal dalam management persiapan pernikahan.             
  9. Libatkan Keluarga.Agar Anda tidak stres sendiri, mintalah bantuan keluarga. Bentuklah kepanitiaan. Berikan tanggung jawab cukup besar pada orang kepercayaan Anda untuk mengurus persiapan pernikahan. Atau, kalau tidak mau repot, manfaatkan saja jasa wedding organizer, wedding planner, wedding service, penyelenggara paket pernikahan dan sebagainya.                                
  10. Manjakan Diri.Persiapkan tubuh Anda untuk memasuki dunia pernikahan. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang sehat agar tubuh Anda fit di hari-H. Manjakan diri Anda. Biasanya, stres langsung hilang begitu Anda mendapat partner yang tepat untuk bergembira.                         
  11. Enjoy Saja.Jadikan pengalaman menjadi pengantin yang sekali seumur hidup itu seperti menghadapi kejutan bahagia yang tak terduga. Jangan menjadikan hari pernikahan seperti menghadapi ujian atau pun saat-saat yang terasa mengerikan hanya karena cemas akan prosesi acara pernikahan akan berjalan lancar atau tidak, serta kehidupan setelah pernikahan. Nikmati saja setiap moment penting yang terjadi dalam hidup Anda. Dan pada hari-H, tersenyumlah dan jangan memikirkan kekurangan yang Anda lihat. Bergembiralah karena hari itu adalah hari terpenting dalam hidup Anda. 
  12. Persiapan Fisik dan Pola Pikir.Kesehatan fisik merupakan unsur persiapan pernikahan yang tidak boleh dilewatkan. Anda tentunya tidak menginginkan kondisi tubuh yang buruk ketika upacara pernikahan berlangsung. Menjaga kesehatan fisik juga dapat memberikan aura kecantikan yang lebih baik saat acara pernikahan. Untuk menjaga kesehatan fisik, anda dapat melakukannya dengan berolahraga dan mencukupi kebutuhan gizi. Persiapan pernikahan yang terakhir adalah persiapan pola pikir. Status anda setelah menikah bukan lagi sebagai lajang. Anda harus mampu merencanakan kehidupan keluarga anda untuk masa depan. Mulailah dengan merencanakan kondisi financial setelah menikah, merencanakan kapan mempunyai anak, dan belajar mengenai kewajiban sebagai seorang istri.

Khusus untuk Seorang Pria, persiapan apa saja yang perlu mereka lakukan sebelum melangkah menuju sebuah pernikahan :
  • Persiapan Finansial                                                   
Walau bukan yang utama, tapi kayanya di jaman yang serba sulit ini, faktor finansial memang akan menggeser faktor-faktor yang lainnya. Finansial sangat dibutuhkan untuk: biaya nikah, meliputi pengurusan administrasi pernikahan berikut penghulunya yang biasanya sudah satu paket dari KUA, biaya maskawin atau mahar dan biaya walimahan atau pesta pernikahan. Selain ketiga hal tersebut, semisal resepsi di hotel, atau rencana bulan madu ke suatu tempat, itu hanya tinggal mengukur kemampuan anda masing-masing saja. Sebenarnya bukan dilihat dari besarnya finansial tersebut, tapi terpenuhinya semua syarat pernikahan dengan dana yang ada. Jangan bilang gak punya dana, terus mau nekat menikah. Saya jamin gak akan ada calon mertua yang sudi melirik anda untuk menikahkan anda dengan anak putrinya. Jadi ingatlah butuh persiapan matang untuk dapat memenuhi faktor finansial Anda. Jadi giatlah untuk bekerja.
Islam tidak menghendaki kita untuk berpikiran secara materialistis, yaitu hidup yang hanya berorientasi pada materi. Namun, bagi seorang calon suami, yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan dan diupayakan adanya kesiapan calon suami untuk menafkahi bagi istri dan keluarganya nanti.
  • Faktor Fisik                                                
Faktor fisik ini diperlukan karena anda akan mengendarai bahtera rumah tangga yang akan segera mengarungi samudera luas, yang didalamnya pasti akan ada ombak dan badai yang akan menghadang. Dan faktor fisik ini meliputi, kemampuan untuk berhubungan suami istri, bukan lagi anak-anak alias ketika anda sudah berkeinginan menikah maka anda harus cukup umur, memang belum ada batasan cukup umur yang valid namun ketika anda sudah bias bereproduksi. Maka untuk itu anda harus sehat, menjaga kesehatan anda bisa dengan makan makanan yang bergizi dan bernutrisi, berolahraga, juga hilangkan kebiasaan merokok, minum minuman keras apalagi narkoba. Menikah itu bukan cuma buat setahun atau dua tahun, tapi sampai anda kakek dan nenek. Jadi nanti kalau sudah tua, anda akan tetap sehat dan bugar.
Persiapan fisik ini ditandai dengan kesehatan tubuh kita yang memadai, sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun isteri secara optimal. Sebelum menikah, jika perlu kita periksakan kesehatan tubuh, terutama faktor yang mempengaruhi masalah reproduksi dan lainnya.
Apakah organ-organ reproduksi dapat berfungsi baik, atau adakah penyakit tertentu yang diderita yang dapat berpengaruh pada kesehatan janin yang kelak di kandungnya. Bila ditemukan penyakit atau kelainan tertentu, segeralah berobat. Begitupula sebaliknya untuk sang calon suami.
  • Faktor Mental
Menikah bukan hanya sebagai status menghilangkan masa lajang. Tapi, menikah itu cuma pintu gerbang aja dan ketika anda sudah memasuki gerbang tersebut maka anda baru akan merasakan bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang sempurna, karena dalam menjalani kehidupan rumah tangga semua persoalan kecil bisa menjadi sebuah masalah besar, dan perlu sikap bijak dan mental yang kuat dalam menghadapinya. Di sini Faktor mental dan kepribadian anda yang buruk mesti harus di ubah. Jangan sampai ke-egoisan anda membuat anda selalu ingin menang dari segala perselisihan di rumah tangga anda.
  • Persiapan Sosial
Setelah nanti kedua calon pengantin menikah, maka status sosial di masyarakat pun akan berubah. Mereka berdua bukan lagi seorang gadis dan lajang, tetapi telah berubah menjadi keluarga. Sehingga mereka juga harus mulai membiasakan diri untuk terlibat dalam kegiatan di kedua belah pihak keluarga atau di masyarakat dengan kegiatan sosial. Semua persiapan ini, tidak begitu saja dapat diraih, melainkan perlu waktu dan proses belajar menuju kesana. Karena itulah, saat kita masih memiliki banyak waktu, dan belum terikat nantinya oleh kesibukan rumah tangga, maka berupaya untuk diri kita menuntut ilmu sebanyak-banyaknya guna persiapan menghadapi rumah tangga yang harmonis.

Meskipun saya belum menjalani semua itu. Tapi dengan adannya tulisan ini, kita bisa mendapatkan banyak-banyak pengetahuan untuk persiapan menuju ke arah jenjang pernikahan.
Semoga kita yang belum melaksanakannya, kelak mendapatkan yang terbaik dan dapat mempertahankan bahtera rumah tangga kita nantinya. Amiin..Amiin...
Berbagai Sumber..


0 comments: