Skinpress Rss

Wednesday 15 August 2012

Saat Putus Cinta, Pria Lebih Stress Daripada Wanita

0

Cinta tak selalu berakhir dengan bahagia seperti yang diinginkan. Ada kalanya cinta tak harus memiliki. Putus cinta memang slalu menyakitkan bagi kedua pihak. Banyak yang menganggap wanita adalah yang paling sakit bila mengalami yang namanya putus cinta, namun anggapan itu salah... Prialah yang sebenarnya paling menderita..

Saat patah hati, para wanita seringkali meluapkan perasaannya dengan menangis, sedangkan para pria nampak lebih kalem dalam menghadapinya. Tapi jangan salah, justru para pria yang tercatat mengalami goncangan psikis dan emosional saat kondisi hubungannya amburadul.

Untuk melampiaskan stress, para pria lebih senang melakukan hal-hal yang berbahaya, ekstrim, bahkan cenderung merusak. Seperti merokok berlebihan, menenggak minuman keras atau menggunakan obat-obatan terlarang. Riset ini juga menunjukkan semakin banyak masalah percintaan yang dimiliki, semakin tinggi pula intensitas perilaku ekstrim itu. Dan ternyata, “Pria lebih sensitif yang kita pikir selama ini.”

Menurut David Zinczenko, kolumnis majalah Men’s Health. Ia menolak anggapan umum bahwa pria lebih tegar daripada wanita dalam menghadapi putusnya hubungan percintaan. Yuk simak apa saja alasannya?

Pria Menyembunyikan Perasaannya
Ketika seorang pria diputuskan oleh pasangannya, biasanya ia akan sesumbar: Biar saja, life still goes on. Caranya? 26% pria yang mengisi survei online Men’s Health melakukannya dengan minum-minum bersama teman-temannya. 36% pria akan menatap mantan pacarnya, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Faktanya, kedua hal tersebut dilakukan pria untuk menutup-nutupi perasaannya. Ini adalah reaksi yang alamiah, gender pria dikondisikan masyarakat untuk tidak gampang menunjukkan perasaan, apalagi perasaan yang membuatnya terlihat lebih lemah. Namun expresi ini juga berakibat sulitnya menghilangkan perasaan terluka, marah, atau sedih dari dirinya.

Sebaliknya, wanita yang putus cinta biasanya langsung menangis (atau mengekspresikan emosinya) saat itu juga, dan wanita juga cenderung lebih to-the-point ketika mengakhiri hubungan cinta. Akhirnya mereka akan lebih cepat menghilangkan perasaan-perasaan negatif itu dibandingkan pria. Pria Punya Lebih Sedikit Teman Curhat. Salah satu alasan mengapa wanita lebih cepat pulih dari penderitaan pasca putus cinta daripada pria adalah karena wanita memiliki lebih banyak teman yang bisa diandalkan untuk bercerita. Penelitian menunjukkan bahwa pria mengandalkan hubungan cinta untuk mendapatkan kedekatan emosional dan dukungan sosial, sementara wanita bisa mendapatkan hal yang sama dengan keluarga dan teman sesama wanita. Begitu wanita mengalami putus cinta, ia akan bercerita kepada siapa saja, kalau perlu kepada orang yang tidak dikenal yang duduk di sebelahnya di bis umum, agar perasaannya bisa lebih enak.

Pria, di sisi lain, cenderung lebih enggan membuka diri
Mungkin baru beberapa bulan kemudian, ketika dalam keadaan setengah teler, baru ia berani bercerita kepada teman-teman prianya mengenai betapa inginnya ia kembali lagi dengan si mantan.

Pria Tidak Suka Memulai Dari Awal Lagi

Setelah putus cinta, pada awalnya pria mungkin akan merasa semangat membayangkan wanita-wanita yang akan ia kencani di masa depan. Namun setelah kencan yang keempat, kesembilan, atau ketigabelas kalinya, barulah ia sadar kalau dibutuhkan usaha keras dan waktu yang panjang untuk sampai pada tingkat keintiman yang pernah ia alami bersama mantannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mampu menyesuaikan diri ketika hubungan berakhir karena sebelumnya mereka sudah memikirkan adanya kemungkinan itu, sementara pria biasanya lebih tidak siap dengan putus cinta. Perasaan nyaman secara emosional membuat pria merasa beruntung bisa memiliki seseorang seperti dia. Sayangnya, hal ini seringkali baru disadari ketika si dia sudah berubah status menjadi mantan pacar.

Gambaran Pacaran Pria Yang (Terlalu) Ideal
Banyak kasus putus cinta merupakan reaksi sesaat atas apa yang dirasa sebagai kebosanan: bosan dengan aktivitas, pembicaraan, dan pertengkaran yang itu-itu saja. Kalau kembali melajang, pria mungkin merasa ia akan menjalani hidup yang lebih menarik: tanpa komitmen, bebas pergi ke mana saja, dan bebas bergaul dengan wanita-wanita yang bisa dijadikan pacar baru. Barulah ketika benar-benar melajang ia sadar bahwa hidupnya tidak menjadi seperti itu, bahkan sekarang waktunya tersita oleh pekerjaan. Ia pun kembali merindukan keintiman yang dia alami pada masa pacaran dulu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih tinggi skornya daripada pria dalam hal keintiman sosial, seksual, dan intelektual. Dan biasanya wanita juga lebih cepat menyadari bahwa keintiman adalah dasar dari hubungan yang tahan lama, dan bukannya sekedar variasi aktivitas.

Menurut Zinczenko pula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih rentan mengalami stres, depresi, dan kecemasan ketika putus cinta dibandingkan dengan wanita. Itu menurut dia. Bagaimana pendapat anda? Apakah anda memiliki pengalaman yang membenarkan atau menyangkal pendapat ini?
Hal itu semua tidak akan pernah terjadi jika bisa menjaga hubungan, dan tidak mengikuti ego masing masing. Namun jika memang tidak bisa dilanjutkan, berpisahlah dengan cara yang baik-baik, tidak bisa bersama bukan berarti harus menjadi musuh kan?

Jika wanita menunjukkan ekspresi kesedihan mereka dengan menulis status galau di Twitter atau Facebook, atau curhat dan menangis kepada teman, berbeda lagi dengan pria. Meskipun, dalam hati mereka juga merasa sedih, namun ia tidak ingin mengumbar-umbar kesedihannya. Ingin tahu apa yang dilakukan pria saat putus cinta?

Seperti dilansir Collage Candy, ini dia beberapa hal yang pria lakukan ketika hubungan asmaranya berakhir :

1.     Menangis Diam-diam
 Jangan salah, pria yang terlihat kuat dan tabah juga bisa menangis ketika patah hati. Namun, karena pria tidak ingin dianggap cengeng, mereka pun akan menangis diam-diam. Jadi jika wanita menganggap pria tidak berperasaan dan tidak sedih ketika putus, Anda salah. Pria pun dapat merasa merana dan sedih yang mendalam, namun bedanya mereka tidak menunjukkannya.

2.     Mengenang Mantan
Pria pun sering mengenang mantannya dengan melihat foto-foto sang mantan, mengecek Facebook dan Twitternya. Serta membaca email, SMS atau BBM yang telah lalu bersama sang mantan. Itu bukti bahwa si dia sedang merindukan mantan kekasihnya.

3.     Lembur di Kantor
Tidak ingin terus membayangkan sang mantan, pria akan lebih menyibukkan diri. Mereka kerap bekerja hingga larut malam untuk mengalihkan pikirannya dari mantan.

4.     Olahraga
Olahraga menjadi kegiatan favorit pria ketika mereka bosan. Ketika tidak memiliki kekasih, waktu pria menjadi lebih banyak senggang, sehingga mereka biasanya melakukan kegiatan seperti olahraga.

5.     Kencan
Ada juga tipe pria yang cepat move on dan tidak ingin berlama-lama dalam kesendirian. Tandanya pria yang mudah melanjutkan hidup adalah, mereka langsung mengencani beberapa wanita pasca putus. Berkencan dengan wanita lain bisa juga sebagai 'pelariannya' dari Anda.

6.     Makan
 Perasaan tertekan dan stres membuat pria menjadi banyak makan. Biasanya makanan yang dipilih mereka adalah junk food. Mereka berpikir dengan maka makanan enak akan menyembuhkan patah hatinya.

7.     Berlibur
Ingin mengganti suasana penat dan sedih menjadi lebih seru, banyak pria yang melakukan perjalanan singkat ke luar kota. Selain menenangkan dirinya, berlibur dapat melupakan kenangan mantan.

8.     Berkumpul dengan Teman
Cara lain agar tidak galau, pria menjadi lebih sering berkumpul dengan teman-temannya. Ini menjadi salah satu cara ampuh menutupi kesedihannya ketika putus cinta.







0 comments: